ADA BEBERAPA TEKNIK UTAMA UNTUK STABILISASI TANAH, YAITU:
1. Pemadatan
Pemadatan tanah adalah cara yang paling sederhana untuk memperbaiki stabilitas dan kekuatan daya dukung tanah. Pemadatan tanah merupakan proses menaikkan berat unit tanah dengan memaksa butiran-butiran tanah menjadi lebih rapat dan mengurangi pori-pori udara di dalam tanah dengan menggunakan beban statis atau dinamis pada tanah. Pada tanah yang bergradasi baik, hampir semua udara dapat disisihkan dengan pemadatan.
Pemadatan statik dilakukan terhadap suatu tanah apabila diinginkan suatu kepadatan dengan berat volume tertentu (γd). Berat volume kering yang digunakan adalah berat volume kering maksimum (γd maksimum) yang diperoleh berdasarkan hasil uji pemadatan standar Proctor. Pemadatan diukur secara kuantitatif berdasarkan kepadatan kering tanah, yang merupakan berat kering tanah per unit volume tanah, dengan memperhitungkan pengaruh kadar air. Kadar air tanah adalah berat air yang terkandung dalam tanah dalam bentuk persentase berat air terhadap berat kering tanah. Bila kadar air ditingkatkan secara bertahap hingga mencapai nilai optimumnya, maka berat volume keringnya juga akan meningkat.
Tes pemadatan dapat dilakukan di lapangan atau di laboratorium, dimana cara tes pemadatan di lapangan yang umum dipakai adalah :
1. Metode Sand Cone
2. Metode Rubber Balloon
3. Metode Sampling
Di laboratorium, cara tes pemadatan yang biasa dilakukan adalah metode yang dilakukan oleh Proctor pada tahun 1933. Tes pemadatan ini berfungsi untuk menentukan harga maksimum berat voume kering (γd max) dan kadar air yang bersesuaian dengan γd max tersebut. Kadar air dimana γd adalah maksimum dinamakan ”kadar air optimum” (wopt). Harga dari wopt tersebut kemudian dipakai untuk patokan pelaksanaan pemadatan dari tanah yang bersangkutan di lapangan. Ada 2 (dua) cara tes pemadatan di laboratorium yang diperkenalkan oleh Proctor, yaitu :
1. Standard Proctor Test
2. Modified Proctor Test
Kedua tes pemadatan tersebut pada prinsipnya adalah sama kecuali tenaga yang diperlukan untuk pemadatan. Standard Proctor Test menggunakan tenaga sebesar 12,375 ft-pound/ft, sedangkan Modified Proctor Test menggunakan tenaga sebesar 56,250 ft-pound/ft.
2. Stabilisasi Mekanis
Stabilisasi mekanis adalah proses meningkatkan gradasi tanah dengan pemakaian material lain yang hanya mempengaruhi sifat fisik tanah (Sherwood, 1993). Proporsi penambahan material biasanya lebih dari 10 % dan bisa mencapai 50 % dari tanah yang distabilisasi. Stabilitas tanah yang bergradasi buruk diperbaiki dengan menambah material lain untuk mengisi pori-pori antar partikel.
Pencampuran material tersebut memiliki dua fungsi utama. Fungsi pertama adalah meningkatkan stabilitas tanah kohesif yang memiliki kekuatan rendah dengan menambahkan material kasar. Fungsi yang kedua adalah mengurangi ketidakstabilan tanah berbutir yang disebabkan oleh kurangnya ikatan antar partikel tanah dengan cara menambahkan material halus. Penentuan gradasi campuran sangat penting untuk memastikan bahwa semua ruang pori terisi.
3. Penambahan Stabilizing Agents
Ada tiga cara stabilisasi tanah dengan penambahan stabilizer, yaitu mengikat partikel tanah bersama (bonding), membuat tanah kedap air (waterproofing), atau kombinasi dari keduanya. Agen pengikat menstabilkan tanah dengan proses sementasi sehingga efek air terhadap struktur menjadi berkurang. Agen pengikat ini tidak membuat tanah kedap air tetapi menyerap lebih sedikit air dibandingkan dengan tanah yang tidak distabilisasi sehingga kemampuan untuk mengembang menjadi berkurang. Kemampuan stabilisasi meningkat sesuai dengan peningkatan kandungan stabilizer.
Prinsip waterproofing adalah membuat tanah berada pada kondisi kadar air rendah tetapi masih cukup memenuhi kekuatan yang sesuai dengan tujuannya. Efisiensi stabilizer kelompok ini tergantung pada seberapa besar permeabilitas tanah dapat dikurangi. Hanya sedikit atau tidak ada proses sementasi yang terjadi, sehingga kemampuan stabilisasi tidak meningkat seiring dengan peningkatan kandungan stabilizer yang ditambahkan.